Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulummengikuti acara Syukuran Nelayan di Muara Paljaya, Desa Sagara Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (29/1/2023). Dok: IP/Dirham

BEKASI – Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum merespon soal abrasi yang kerap terjadi di pesisir pantai Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Diketahui akibat adanya abrasi, jalan pesisir pantai yang kian mengecil.

Menurutnya dia, untuk mengurangi dampak abrasi yang meluas sepanjang muara harus ditanami mangrove.

“Masyarakat ikut menjaga dengan tanpa dikomando, diperintah itu ada penanaman mangrove karena salah satu pencegahannya dengan pohon-pohonan seperti itu,” ucap Uu kepada Indonesiaparlemen.com usai mengikuti acara Syukuran Nelayan di Muara Paljaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (29/1/2023).

Dia juga meminta agara kebersihan di sepanjang muara dijaga agar tidak ada sampah yang mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat sekitar.

Pria yang biasa di sapa Kang Uy itu, menyebut selain dengan cara menanam mangrove dapat dilakukan pengurukan di titik yang terjadi abrasi. Namun, kata dia, dalam menangani persoalan tersebut harus berkolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan Kabupaten Bekasi.

“Kendalanya dalam bidang anggaran, itu istilah lagu lama ya. Tapi itu tidak jadi satu-satunya kendala. Insyallah kita lakukan sesuai kemampuan,” ujar dia.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengaku masih mencari solusi strategis untuk mengatasi persoalan abrasi di wilayah perairan Kecamatan Muaragembong.

Sejauh ini pembahasan terkait hal ini masih dibicarakan dalam forum diskusi yang diinisiasi badan penelitian dan pengembangan daerah.

“Kegiatan FGD (focus group discussion) ini merupakan tindak lanjut hasil kajian abrasi pantai di Muaragembong pada tahun anggaran 2022,” kata Asisten Daerah III Kabupaten Bekasi Jaoharul Alam di Cikarang, Jumat (27/1/2023).

Jurnalis: Dirham