BANDA ACEH – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah meminta Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur (Jatim) untuk turun ke lapangan memantau langsung kondisi Kabupaten Lumajang yang diterjang banjir lahar Semeru dan longsor.
Selain itu, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim juga sudah dikerahkan ke titik-tik pengungsian untuk membantu para warga. Khofifah menyebutkan mereka juga membawa obat-obatan dan perlengkapan bantuan lainnya.
“Tim dari dinas sosial dan kesehatan juga sudah turun, apakah tim dokter atau perawat sambil menggerakkan puskesmas dan jenis obat-obatan yang harus dibawa dan sudah disampaikan ke saya,” kata Khofifah usai menghadiri pelantikan dan rakerwil Muslimat NU Aceh di Gedung Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu (8/7/2023).
Khofifah juga mengimbau siapa saja agar tidak merusak lingkungan di kawasan Semeru agar tidak berdampak buruk seperti peristiwa saat ini hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
“Kita harus bersahabat dengan alam. Semeru memberikan berkah yang luar biasa maka kita sendiri jangan merusak lingkungan,” ujar dia.
Dari data yang dihimpun l Dinas Sosial PPPA Lumajang, hingga pukul 23.00 WIB, Jumat (7/7/2023), jumlah pengungsi akibat bencana itu mencapai 493 jiwa, mereka tersebar di beberapa titik pengungsian.
Sebagai informasi, bencana lahar dingin Semeru itu terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur lereng gunung tertinggi di Jawa itu. Imbasnya, debit air di Daerah Aliran Sungai lahar Gunung Semeru meningkat dan menerjang jembatan juga meluber hingga ke jalan.
Berdasarkan data BPBD Jatim hingga pukul 20.00 WIB, banjir lahar dingin berimbas di lima desa yang ada di dua kecamatan. Yakni Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, kemudian Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro.
Sedikitnya empat jembatan terputus akibat terjangan material lahar dingin. Yakni jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro, Jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro.
Kemudian jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro, dan Jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo. Atas peristiwa itu Pemkab Lumajang menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari.
Jurnalis: Agung Nugroho
Tinggalkan Balasan