
BEKASI – Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Burangkeng, Kabupaten Bekasi Ismuri merespon dugaan pemanfaatan tanah Fasilitas Sosial (fasos) di Perumahan Mustika Grande oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Burangkeng.
Pemdes Burangkeng mengaku kebijakan pemanfaatan fasos tersebut sebagai bentuk realiasasi hasil musyawarah warga sekitar Perumahan Mustika Grande.
“Tentu dimana ada pembangunan pasti ada usulan dari lingkungan sekitar. Baik Pembangunan fisik maupun pemberdayaan lingkungan,” kata Ismuri Kepada Indonesiaparlemen.com, Sabtu (10/5/2023).
Perlu diketahui, kata Ismuri, sebelum di kelola Pemdes Burangkeng di lingkungan sekitar lahan fasos yang terletak dekat danau itu kerap terjadi banjir.
“Karena waktu itu warga Perumahan Mustika Grande terus mengusulkan ke Desa Burangkeng memprioritaskan pembangunan sosial. Fokus permasalahan banjir, kemanusiaan serta pemberdayaan,” ucap dia.
Meski begitu, dia mengakui pengembang Perumahan Mustika Grande belum meyerahkan lahan fasos itu kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi.
Karena alasan hal itu, Pemdes Burangkeng mengambil kebijakan guna merealisasikan usulan warga terkait pemanfaatan fasos tersebut.
Ketua Rukun Warga (RW) 013, Perumahan Mustika Grande, Mulyana membenarkan bahwa pembangunan di atas lahan fasos atas usulan warga di wilayahnya.
“Beberapa tahun lalu di lingkungan RW 013 sering terjadi banjir dan pernah juga terjadi anak tenggelam sehingga warga menjadi khawatir. Alhamdulillah, sekarang sudah di tembok batas oleh desa Burangkeng,” ungkap dia.
Bukan itu saja, Mulyana juga menganggap bangunan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) di sekitar danau tersebut sudah menimbulkan dampak positif bagi warga sekitar.
Sarif Marhaendi salah satu putra daerah Desa Burangkeng membenarkan adanya kisruh konflik sosial terkait keberadaan fasos tersebut.
“Setahu saya, pengurus lingkungan warga RW 013 ikut dilibatkan dalam tata kelola fasos Perumahan Mustika Grande,” ujar dia.
Sarif Marhaendi menyebut pembangunan di sekitar lokasi fasos Perumahan Mustika Grande sangat baik guna meminimalisir dampak banjir maupun kecelakaan orang tenggelam di area danau.
“Sejak Danau sudah di pagar oleh Pemerintah Desa Burangkeng, Alhamdulillah tidak ada lagi korban tenggelam,” tutur dia.
Sarif Marhaendi berharap warga sekitar terus menjaga kepedulian tentang kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke danau yang membuat kondisi menjadi kumuh.
“Tanah pasos tersebut menjadi lebih manfaat dan indah dan layak berada di tengah-tengah lingkungan,” tutupnya.
Dirham
Tinggalkan Balasan