BEKASI – Sudah hampir 30 tahun, setia harinya Mamad (60) menekuni profesi sebagai salah satu perajin bambu yang ada di wilayah Desa Taman Sari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Menjadi perajin bambu sudah ditekuni Mamad sejak sepeninggalan orang tuanya. Dari kesehariannya, Mamad memproduksi bangku, meja, saung bambu, serokan bambu, kipas dan cindera mata lainnya.
Untuk bahan bakunya, dia memperoleh dari daerah Jampang, Sukabumi, Jawa Barat.
“Awalnya bisnis bambu dari orang tua dulu tahun 90-an, kita terusin (jadi perajin). Kan di sini (Desa Taman Sari) banyak perajin bambu,” kata Mamad kepada Indonesiaparlemen.com, Minggu (16/4/2023).
Mamad menceritakan sebelumnya pernah dibentuk kelompok usaha bernama Mulyasari 1 untuk perajin bambu di Desa Taman Sari sebagai wadah yang mengakomodir kegiatan ekonomi bisnis bambu.
“Sekarang enggak ada, jadi berdikari (Berdiri di atas kaki sendiri) aja enggak ada yang akomodir,” ucap dia.
Untuk keuntungan yang diraup dari hasil bisnis kerajinan bambu, Mamad bisa memperkerjakan lima karyawan. Meski begitu, Mamad mengeluhkan sulitnya memasarkan kerajinan bambu miliknya.
“Kita buat kalau ada yang order saja, satu paket bangku yang belum di pernis atau di cat aja kita jual Rp 200 ribuan, kalau sudah rapi di pernis kita jual Rp 500-an,” ujar dia.
Mamad berharap agar Pemerintah desa (Pemdes) Taman Sari maupun pemerintah Kabupaten Bekasi memberikan ruang bisnis perajin bambu dalam pemasaran produksi.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Taman Sari, Jahi Hidayat menyebut pihak pemerintahan Desa Taman Sari akan segera membina kembali para perajin bambu yang ada di wilayahnya.
Dia merinci, ada lima titik lokasi perajin bambu yang memang sudah sangat lama eksis di wilayah Desa Taman Sari.
“Ini kan salah satu perajin bambu yang ada di wilayah saya (Desa Taman Sari) namanya pak Mamad dan ada perajin lagi di lain tempat,” ucap dia.
Jahi Hidayat mnyampaikan, saat ini Pemerintahan desa (Pemdes) Taman Sari akan mencoba mengupayakan membantu ruang bisnis bagi perajin bambu.
“Kalau saya dari dulu memang sudah dukung apalagi ini terkait pemberdayaan SDM (Sumber Daya Manusia). Maka saya selalu memberikan sosialisasi ke UMKM lainnya tentang nilai jualnya dan pengemasannya. Kemudian pemasarannya agak elit atau baguslah,” pungkas dia.
Jurnalis: Dirham
Tinggalkan Balasan