BOGOR – Dampak pengerukkan tanah diatas saluran air oleh pengembang Desa Ekowisata Tahfidz menyebabkan terjadinya luapan air di saluran saat di musim hujan.
Karena saluran air yang dibuat oleh Desa Ekowisata Tahfidz tidak bisa menampung lancarnya air yang mengalir dan ikut serta lumpur sehingga menyumbat aliran air dan mengalir ke pabrik penggilingan singkong tepung Aci milik Mansur warga Desa Tajur Kp. Parung Ponteng RT 02 RW07 Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Air hujan yang meluap ini, terjadi karena saluran yang dibuat oleh Desa Ekowisata Tahfidz ke pabrik penggilingan milik Mansur menimbulkan kerugian atas hasil produksinya dan lahan padi serta cocok tanaman yang lain.
“Saya sudah lebih kurang 20 tahun membuka usaha penggilingan singkong tepung Aci ini, walaupun di musim hujan lebat tidak pernah air dan lumpur sampai meluap ke pabrik. Tapi semenjak adanya pembukaan dan pengerukkan lahan untuk pembangunan Desa Ekowisata Tahfidz dan pembuatan saluran air asal asalan sehingga seperti ini,” keluh Mansur, Selasa (28/9/2021)
Dia sudah berdiskusi dengan Pengembang Desa Ekowisata Tahfidz tidak digubris. “Sudah berulangkali, karena peristiwa ini sudah 3 kali, tapi mereka tutup mata aja,” sesal Mansur.
Mansur berharap agar peristiwa ini tidak terulang kembali, jelas sangat merugikan dirinya. Mansur menginginkan agar Pihak Pengembang Desa Ekowisata Tahfidz dibuatkan Turab/pembatas. “Agar saluran air ini dibuatkan betonisasi dengan ukuran yang lebih tinggi supaya lumpur tidak ikut masuk ke saluran air dan tidak menyumbat gorong gorong yang ada,” tuturnya.
Ditempat terpisah, Ketua RT 02/07 Yadi. Dirinya menjelaskan atas peristiwa meluapnya air dan lumpur akibat pembuatan saluran oleh Pengembang Desa Ekowisata Tahfidz.
“Peristiwa ini sudah 3 kali terjadi disaat musim hujan, RT dan RW juga sudah menyampaikan berulangkali ke pengembang desa ekowisata tahfidz, namun belum ada tanggapan yang begitu serius sampai saat ini, kami hanya meminta agar pengembang peduli dan mau mengganti rugi atas kerugian yang di alami warga dan di buatkan saluran air secara betonisasi yg agak tinggi agar pada saat hujan deras lumpur tidak masuk ke saluran air sehingga tidak menyumbat gorong gorong dengan secepatnya,” ujar Yadi.
Ketua RW 07 Heriyanto menambahkan apa yang disampaikan oleh warga yang kena imbasnya agar pihak pengembang Desa Ekowisata Tahfidz lebih cepat tanggap dan peduli agar segera dibangun secara permanen saluran airnya.
“Supaya saat musim hujan tidak merusak usaha warga dan pihak pengembang desa ekowisata tahfidz secepatnya memberi bantuan ke warga atas kerugian dampak pembuatan saluran air yang hanya asal asalan saja,” tuturnya.
Reporter: Elis
Tinggalkan Balasan