NGANJUK, INDONESIAPARLEMEN.COM – Merujuk dari keterangan Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat, terdapat 54 Kepala Keluarga (KK) atau 186 jiwa yang terdampak bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur. Jadi, lahan yang diperlukan untuk relokasi, luasnya kurang lebih 25 hektar.
“Disana ada rumah eks pemberian hibah dari Kementerian PUPR. Dulu (digunakan) untuk transmigrasi, ada 80 unit rumah, 40 unit rumah terisi dan 40 rumah sekarang ini kosong bisa ditempati,” jelas Bupati.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang juga hadir tidak lama setelah kedatangan Mensos itu pun, menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada para pengungsi yang kehilangan anggota keluarga mereka.
“Kami ikut berduka dan prihatin atas kejadian ini. Mudah-mudahan masyarakat Nganjuk, khususnya yang tertimpa bencana ini, bisa segera bangkit kembali. Kepada keluarga yang ditinggalkan, mohon diikhlaskan,” kata Muhadjir di hadapan penerima ahli waris korban meninggal dunia.
Ia turut mendukung langkah relokasi yang diupayakan Mensos Risma. “Saya sangat dukung. Kepada bapak/ibu yang akan direlokasi mohon diterima dengan lapang dada, lebih baik selamat daripada nggandoli (mempertahankan) rumah yang sudah tidak aman,” tutur Muhadjir.
Untuk menanggulangi bencana, Kementerian Sosial menerjukan 80 personel gabungan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Kabupaten Kediri, Nganjuk, Madiun, Tuban, Ponorogo dan Forum Koordinasi (FK) Tagana dengan cepat mendirikan posko-posko penanganan bencana.
Mulai dari posko pengungsian, Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dan Dapur Umum di Kecamatan Ngetos, Nganjuk, sejak Senin pagi (15/2/2021).
Untuk memastikan penanganan terhadap para pengungsi longsor, Risma mendatangi posko pengungsian untuk menemui para pengungsi dan berbagi canda tawa bersama anak-anak korban longsor di posko LDP di SDN 3 Ngetos.
Selanjutnya, Risma memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi dengan meninjau aktivitas dapur umur Kemensos.
Dikatakan koordinator dapur umum, Iqbal, dari dapur umum, Kemensos mampu menyiapkan 3.000 porsi makan perhari untuk pengungsi.
“1.000 untuk pagi, 1.000 untuk siang, dan 1.000 untuk malam. Kita menyediakan 3 kali makan setiap hari dengan menu bervariasi,” terang Tagana asal Kabupaten Kediri ini.
Selain pelayanan dapur umum, ia menambahkan, peran Tagana dalam kejadian longsor ini antara lain turut membantu proses evakuasi korban di lokasi longsor, pendataan korban. Termasuk pendampingan berupa penguatan mental kepada pengungsi dewasa dan anak-anak.
Hingga Selas Sore, (16/2/2021), dilaporkan dari total terdampak 21 korban tertimbun longsor dan sempat dinyatakan hilang, 14 korban telah ditemukan dengan rincian 12 meninggal dunia, 2 selamat, sementara 7 lainnya masih dalam upaya pencarian.(Nov)
Tinggalkan Balasan